Sabtu, 19 April 2014

Laporan Observasi Pembelajaran Penjas Adaptif

LAPORAN OBSERVASI
PEMBELAJARAN PENJAS ADAPTIF
Untuk memenuhi salah satu mata kuliah pembelajaran penjas adaptif
Dosen : Habibi Hadi Wijaya, S.Or, M.Pd

Kelompok Srigala
Disusun Oleh    :
Ketua Kelompok: Igra Marchelia
1.    Lintang Praptiawati
2.    Puri Giantari
3.    Engkos Saputra
4.    Endang Herawan
5.    Ivan Hartanto
6.    Miftahudin
7.    Zaenudin
8.    Alfin Nugraha
9.    Roni Rinaldi. R
10. Aulia Raka Juang
11. Rudini

Kelas: 6A
PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SINGPERBANGSA KARAWANG
2014

LAPORAN HASIL PENELITIAN
OBSERVASI DI SEKOLAH LUAR BIASA
Pengertian Pendidikan Jasmani Adaptif
Secara mendasar pendidikan jasmani adaptif adalah sama dengan pendidikan jasmani biasa. Pendidikan jasmani merupakan salah satu aspek dari seluruh proses pendidikan secara keseluruhan. Pendidikan jasmani adaptif merupakan suatu sistem penyampaian layanan yang bersifat menyeluruh (comprehensif) dan dirancang untuk mengetahui, menemukan dan memecahkan masalah dalam ranah psikomotor. Hampir semua jenis ketunaan Anak Luar Biasa memiliki masalah dalam ranah psikomotor. Masalah psikomotor sebagai akibat dari keterbatasan kemampuan sensomotorik, keterbatasan dalam kemampuan belajar. Sebagian Anak Luar Biasa bermasalah dalam interaksi sosial dan tingkah laku. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa peranan pendidikan jasmani bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) sangat besar dan akan mampu mengembangkan mengkoreksi kelainan dan keterbatasan tersebut.
Pengertian Tunarungu
Tunarungu adalah seseorang yang mengalami kekurangan atau kehilangan kemampuan mendengar baik sebagian atau seluruhnya yag diakibatkan karena tidak berfungsinya sebagian atau seluruh alat pendengaran, sehingga ia tidak dapat menggunakan alat pendengaranya dalam kehidupan sehari-hari yang membawa dampak terhadap kehidupannya secara kompleks.

Klasifikasi Ketunarunguan
Pada umumnya klasifikasi anak tunarungu dibagi atas dua golongan atau kelompok besar yaitu tuli dan kurang dengar. Orang tuli adalah seseorang yang mengalami kehilangan kemampuan mendengar sehingga membuat proses informasi bahasa melalui pendengaran, baik itu memaki atau tidak memakai alat dengar Kurang dengar adalah seseorang yang mengalami kehilangan sebagian kemampuan mendengar, akan tetapi ia masih mempunyai sisa pendengaran dan pemakaian alat Bantu dengar memungkinkan keberhasilan serta membantu proses informasi bahasa melalui pendengaran.

Klasifikasi anak tunarung menurut Samuel A. Kirk :

1.    0 db : Menunjukan pendengaran yang optimal
2.    0 – 26 db : Menunjukan seseorang masih mempunyai pendengaran yang optimal
3.    27 – 40 db : Mempunyai kesulitan mendengar bunyi – bunyi yang jauh, membutuhkan tempat duduk yang strategis letaknya dan memerlukan terapi bicara . ( tergolong tunarungu ringan )
4.    41 – 55 db : Mengerti bahasa percakapan, tidak dapat mengikuti diskusi kelas, membutuhkan alat bantu dengar dan terapi bicara ( tergolong tunarungu sedang )
5.    56 – 70 db : Hanya bisa mendengar suara dari jarak yang dekat, masih punya sisa pendengaran untuk belajar bahasa dan bicara dengan menggunakan alat Bantu dengar serta dengan cara yang khusus (tergolong tunarungu berat )
6.    71 – 90 db : Hanya bisa mendengar bunyi yang sangat dekat, kadang – kadang dianggap tuli, membutuhkan pendidikan khusus yang intensif, membutuhkan alat Bantu dengar dan latihan bicara secara khusu ( tergolong tunarungu berat )
7.    91 db : Mungkin sadar akan adanya bunyi atau suara dan getaran, banyak bergantung pada penglihatan dari pada pendengaran untuki proses menerima informasi dan yang bersangkutan diangap tuli ( tergolong tunarungu berat sekali )

Karakteristik Tunarungu
Karakteristik Tunarungu dalam segi emosi dan social

1.    Egosentrisme yang melebihi anak normal.
2.    Mempunyai perasaan takut akan lingkungan yang lebih luas.
3.    Ketergantungan terhadap orang lain
4.    Perhatian mereka lebih sukar dialihkan.
5.    Mereka umumnya memiliki sifat yang polos, sederhana dan tanpa banyak masalah.
6.    Mereka lebih mudah marah dan cepat tersinggung.

TUNA GRAHITA
Tuna Grahita/Cacat Ganda adalah kelainan dalam pertumbuhan dan perkembangan pada mental intelektual (mental retardasi) sejak bayi / dalam kandungan atau masa bayi dan anak-anak yang disebabkan oleh faktor organik biologis maupun faktor fungsional, adakalanya disertai dengan cacat fisik dengan ciri-ciri dan klasifikasi sebagai berikut.
Ciri ciri Tuna Grahita antara lain :
1.    Kecerdasan sangat terbatas.
2.    Ketidak mampuan sosial yaitu tidak mampu mengurus diri sendiri, sehingga selalu memerlukan bantuan orang lain.
3.    Keterbatasan minat.
4.    Daya ingat lemah.
5.    Emosi sangat labil.
6.    Apatis, acuh tak acuh terhadap sekitarnya.
7.    Kelainan badaniah khusus jenis mongoloid badan bungkuk, tampak tidak sehat, muka datar, telinga kecil, badan terlalu kecil, kepala terlalu besar, mulut melongo, mata sipit.

      KARAKTERISTIK ANAK TUNAGRAHITA
Karakteristik atau ciri-ciri anak tunagrahita dapat dilihat dari segi :

1.    Fisik (Penampilan)
o   Hampir sama dengan anak normal
o   Kematangan motorik lambat
o   Koordinasi gerak kurang
o   Anak tunagrahita berat dapat kelihatan
  1. Intelektual
o   Sulit mempelajari hal-hal akademik.
o   Anak tunagrahita ringan, kemampuan belajarnya paling tinggi setaraf anak normal usia 12 tahun dengan IQ antara 50 – 70.
o   Anak tunagrahita sedang kemampuan belajarnya paling tinggi setaraf anak normal usia 7, 8 tahun IQ antara 30 – 50
o   Anak tunagrahita berat kemampuan belajarnya setaraf anak normal usia 3 – 4 tahun, dengan IQ 30 ke bawah.
  1. Sosial dan Emosi
o   Bergaul dengan anak yang lebih muda.
o   Suka menyendiri
o   Mudah dipengaruhi
o   Kurang dinamis
o   Kurang pertimbangan/kontrol diri
o   Kurang konsentrasi
o   Mudah dipengaruhi
o   Tidak dapat memimpin dirinya maupun orang lain.

Dalam laporan observasi ini dengan  matakuliah pendidikan jasmani adaptif ini kami melakukan observasi di Dhama Wanita Sekolah Luar Biasa Tunas Harapan Karawang.  Pada hari jumat jam 08.00 wib. Dalam tugas observasi ini kelompok kami melakukan penelitian, Yang pertama kami memantau siswa/siwi yang sedang melalukan senam SKJ. Dan selanjutnya kami melakukan tanya jawab kepada salah satu guru yang sedang memantau siswa yang sedang melakukan senam SKJ. Di sekolah Dharma Wanita (SLB) terdidri dari siswa SD, SMP dan SMA. Di antaranya ada siswa tuna rungu, tuna netra, tuna grahita (IQ dibawah rata”), tunadaksa, tunalaras, istimewah (IQ diatas rata-rata ), tunaganda. Tuna rungu terdiri dari spesial B dan C.
Masalah utama dalam pembelajaran bagi anak dengan kebutuhan pendidikan khusus di Dharma Wanita adalah lebih susah memahami dibanding anak normal biasanya, menurut info yang sudah kami dapat di sekolah Dharma Wanita ini untuk siswa tuna rungu, cara berkomunikasi atau penyampaian materi antara siswa dengan guru tidak hanya dengen ucapan taetapi harus di barengi dengan isyarat. Untuk tingkat emosi labil dan kebiasaan yang biasa mereka lakukan dalah belajar, olahrga seperti siswa normal pada umumnya. Karakteristik untuk siswa  kebutuhan pendidikan khusus ini bermacam-macam. Ada tiga tingkatan untuk siswa bisa di nyatakan lulus salah satunya adalah memenuhi KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Untuk prestasi yang paling menonjol di sekolah Dharma Wanita ini adalah melukis dan menari jaipong untuk tingkat kabupaten, provinsi dan nasional.
Tujuan observasi kelompok kami untuk lebih mengetahi cara pembelajaran di sekolah luar biasa,terutama pada mata pelajaran penjas menambah pengetahuan kami lebih jauh lagi tentang sekolah luar biasa, dan menambah wawasan kami dalam mata kuliah pendidikan jasmani adaptif.
Lokasi observasi yang kami tuju yaitu :
1.    Nama Sekolah                     : Tunas Harapan Dharma Wanita                               
2.    Alamat Sekolah                    : Jalan Malabar Karang Indah Karawang
Kelurahan                             : Karangpawitan
Kecamatan                            : Karawang Barat
3.    Kepala Sekolah                   : Hj.Siti Jumanah S.Pd
4.    Nama Guru                        : Ibu. Imas, S.pd
5.    Sarana dan Fasilitas          :
-          Ruang Kepala Sekolah
-          Ruang TU
-          Ruang Guru
-          8 Kelas Siswa
-          Kamar Mandi Guru
-          Kamar Mandi Siswa
-          Tempat Parkir Motor
-          Lapangan Olaharaga
-          Taman Tempat Bermain Siswa
-          Kantin






LAMPIRAN :






Tidak ada komentar:

Posting Komentar